Saturday, 30 November 2013

Korelasi Individu Terhadap Lingkungan Sosial

         Suatu komunitas dalam ekologi sosial yang unsur-unsurnya terdiri dari tiga macam, yaitu: habitat, populasi dan kebutuhan, satu sama lain mempunyai hubungan timbal-balik yang saling berkaitan. Dari ke tiga unsur tersebut masing-masing mempunyai karakteristik sendiri-sendiri, khususnya hubungan antara habitat dan populasi atau lingkungan dan komunitas (masyarakat) mempunyai hubungan timbal – balik yang saling mempengaruhi. Hubungan lingkungan dengan masyarakat atau manusia merupakan suatu jalinan transactional interdependency atau terjadi saling ketergantungan satu sama lain, artinya lingkungan mempengaruhi masyarakat atau manusia, demikian juga sebaliknya.

Berdasarkan pada suatu teori yang menganggab bahwa lingkungan merupakan stimulus atau rangsangan terhadap proses kejiwaan manusia atau masyarakat, yang kemudian dapat menghasilkan tingkah laku tertentu. Dalam hal hubungannya dengan arsitektur, maka lingkungan dalam hal ini merupakan lingkungan buatan, yang termasuk di dalamya adalah lingkungan pemukiman.
Hampir semua kebijaksanaan dan tindakan manusia untuk menata kehidupan dan lingkungan hidup itu secara langsung atau tidak langsung berkait dengan unsur-unsur sosiologik, antropologik, psikologik dan psikologik sosial. Dapat dianggap bahwa arsitektur merupakan salah satu bentuk tindakan intervensi manusia terhadap lingkungan hidup, sehingga dengan demikian mempunyai relasi dengan ke empat disiplin sosial yang dimaksud tadi.

Hubungan Individu dengan Lingkungannya
Hubungan individu dengan lingkungannya ternyata memiliki hubungan timbal balik lingkungan mempengaruhi individu dan individu mempengaruhi lingkungan. Sikap individu terhadap lingkungan dapat dibagi dalam 3 kategori, yaitu :

1.      Individu menolak lingkungan jika tidak sesuai dengan yang ada dalam diri individu.
Sikap individu yang menolak lingkungan karena tidak sesuai dengan yang ada dalam diri individu tersebut, hal itu disebabkan karena ketidak terbukaan dirinya terhadap lingkungannya sendiri. Mungkin hal itu dikarenakan individu tersebut masih ragu atau kurang yakin untuk bergaul atau beradaptasi dengan lingkungannya tersebut. Keraguan dan kurang yakin untuk beradaptasi timbul, karena dari segi pandang lingkungan tersebut menunjukkan hal  yang kurang baik bagi individu tersebut. Tapi hal yang tidak baik itu bisa disebabkan karena ketidak terbukaannya individu tersebut. Disinilah letak kesalahan individu tersebut, seharusnya individu tersebut jangan langsung menjudge, sebaiknya  individu masuk lebih dalam untuk mengetahui yang sebenarnya.
Manusia adalah makhluk sosial, jadi membutuhkan pertolongan satu sama lainnya. Untuk mengetahui suatu lingkungan apakah itu baik atau tidak untuk kita, sebaiknya jangan hanya dilihat dari segi pandang saja. Ada baiknya kita ikut menjadi bagian dari lingkungan tersebut untuk mengetahui kebenarannya, dan juga kita harus terbuka jangan terlalu menutup diri.

2.      Individu  menerima lingkungan jika sesuai dengan yang ada dalam diri individu
Sikap individu ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan sikap individu diatas. Hanya saja sikap individu ini lebih terbuka kepada lingkungannya dan merasa lebih baik dengan lingkungannya.

3.      Individu bersikap netral atau berstatus
Sikap individu ini lebih bersikap netral tidak terlalu tertutup dan terbuka. Sebaiknya memang seperti ini, kita harus terbuka secara umum tetapi tertutup untuk masalah pribadi.

Pengaruh Lingkungan Terhadap Individu
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis, termasuk didalamnya adalah belajar.
Terhadap faktor lingkungan ini ada pula yang menyebutnya sebagai empirik yang berarti pengalaman, karena dengan lingkungan itu individu mulai mengalami dan mengecap alam sekitarnya. Manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh lingkungan itu, karena lingkungan itu senantiasa tersedia di sekitarnya. Sejauh mana pengaruh lingkungan itu bagi diri individu, dapat kita ikuti pada uraian berikut :

                                 Lingkungan Membuat Individu Sebagai Makhluk Social
Yang dimaksud dengan lingkungan pada uraian ini hanya meliputi orang-orang atau manusia-manusia lain yang dapat memberikan pengaruh dan dapat dipengaruhi, sehingga kenyataannya akan menuntut suatu keharusan sebagai makhluk sosial yang dalam keadaan bergaul satu dengan yang lainnya.
Terputusnya hubungan manusia dengan masyarakat manusia pada tahun-tahun permulaan perkembangannya, akan mengakibatkan berubahnya tabiat manusia sebagai manusia. Berubahnya tabiat manusia sebagai manusia dalam arti bahwa ia tidak akan mampu bergaul dan bertingkah laku dengan sesamanya.
Dapat kita bayangkan andaikata seorang anak manusia yang sejak lahirnya dipisahkan dari pergaulan manusia sampai kira-kira berusia 10 tahun saja, walaupun diberinya cukup makanan dan minuman, akan tetapi serentak dia dihadapkan kepada pergaulan manusia, maka sudah dapat dipastikan bahwa dia tidak akan mampu berbicara dengan bahasa yang biasa, canggung pemalu dan lain-lain. Sehingga kalaupun dia kemudian dididik, maka penyesuaian dirinya itu akan berlangsung sangat lambat sekali.

No comments:

Post a Comment