Berdasarkan
pada suatu teori yang menganggab bahwa lingkungan merupakan stimulus atau
rangsangan terhadap proses kejiwaan manusia atau masyarakat, yang kemudian
dapat menghasilkan tingkah laku tertentu. Dalam hal hubungannya dengan
arsitektur, maka lingkungan dalam hal ini merupakan lingkungan buatan, yang termasuk
di dalamya adalah lingkungan pemukiman.
Hampir
semua kebijaksanaan dan tindakan manusia untuk menata kehidupan dan lingkungan
hidup itu secara langsung atau tidak langsung berkait dengan unsur-unsur
sosiologik, antropologik, psikologik dan psikologik sosial. Dapat dianggap
bahwa arsitektur merupakan salah satu bentuk tindakan intervensi manusia
terhadap lingkungan hidup, sehingga dengan demikian mempunyai relasi dengan ke
empat disiplin sosial yang dimaksud tadi.
Hubungan Individu dengan Lingkungannya
Hubungan individu dengan lingkungannya ternyata
memiliki hubungan timbal balik lingkungan mempengaruhi individu dan individu
mempengaruhi lingkungan. Sikap individu terhadap lingkungan dapat dibagi dalam
3 kategori, yaitu :
1. Individu
menolak lingkungan jika tidak sesuai dengan yang ada dalam diri individu.
Sikap
individu yang menolak lingkungan karena tidak sesuai dengan yang ada dalam diri
individu tersebut, hal itu disebabkan karena ketidak terbukaan dirinya terhadap
lingkungannya sendiri. Mungkin hal itu dikarenakan individu tersebut masih ragu
atau kurang yakin untuk bergaul atau beradaptasi dengan lingkungannya tersebut.
Keraguan dan kurang yakin untuk beradaptasi timbul, karena dari segi pandang
lingkungan tersebut menunjukkan hal yang
kurang baik bagi individu tersebut. Tapi hal yang tidak baik itu bisa
disebabkan karena ketidak terbukaannya individu tersebut. Disinilah letak
kesalahan individu tersebut, seharusnya individu tersebut jangan langsung
menjudge, sebaiknya individu masuk lebih
dalam untuk mengetahui yang sebenarnya.
Manusia
adalah makhluk sosial, jadi membutuhkan pertolongan satu sama lainnya. Untuk
mengetahui suatu lingkungan apakah itu baik atau tidak untuk kita, sebaiknya
jangan hanya dilihat dari segi pandang saja. Ada baiknya kita ikut menjadi
bagian dari lingkungan tersebut untuk mengetahui kebenarannya, dan juga kita
harus terbuka jangan terlalu menutup diri.
2.
Individu
menerima lingkungan jika sesuai dengan yang ada dalam diri individu
Sikap individu ini sebenarnya tidak jauh berbeda
dengan sikap individu diatas. Hanya saja sikap individu ini lebih terbuka
kepada lingkungannya dan merasa lebih baik dengan lingkungannya.
3. Individu
bersikap netral atau berstatus
Sikap individu ini lebih bersikap netral tidak
terlalu tertutup dan terbuka. Sebaiknya memang seperti ini, kita harus terbuka
secara umum tetapi tertutup untuk masalah pribadi.
Pengaruh
Lingkungan Terhadap Individu
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis, termasuk didalamnya adalah
belajar.
Terhadap faktor lingkungan ini ada pula yang
menyebutnya sebagai empirik yang berarti pengalaman, karena dengan lingkungan
itu individu mulai mengalami dan mengecap alam sekitarnya. Manusia tidak bisa
melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh lingkungan itu, karena lingkungan
itu senantiasa tersedia di sekitarnya. Sejauh mana pengaruh lingkungan itu bagi
diri individu, dapat kita ikuti pada uraian berikut :
Lingkungan Membuat Individu
Sebagai Makhluk Social
Yang
dimaksud dengan lingkungan pada uraian ini hanya meliputi orang-orang atau
manusia-manusia lain yang dapat memberikan pengaruh dan dapat dipengaruhi,
sehingga kenyataannya akan menuntut suatu keharusan sebagai makhluk sosial yang
dalam keadaan bergaul satu dengan yang lainnya.
Terputusnya
hubungan manusia dengan masyarakat manusia pada tahun-tahun permulaan
perkembangannya, akan mengakibatkan berubahnya tabiat manusia sebagai manusia.
Berubahnya tabiat manusia sebagai manusia dalam arti bahwa ia tidak akan mampu
bergaul dan bertingkah laku dengan sesamanya.
Dapat kita
bayangkan andaikata seorang anak manusia yang sejak lahirnya dipisahkan dari
pergaulan manusia sampai kira-kira berusia 10 tahun saja, walaupun diberinya
cukup makanan dan minuman, akan tetapi serentak dia dihadapkan kepada pergaulan
manusia, maka sudah dapat dipastikan bahwa dia tidak akan mampu berbicara
dengan bahasa yang biasa, canggung pemalu dan lain-lain. Sehingga kalaupun dia
kemudian dididik, maka penyesuaian dirinya itu akan berlangsung sangat lambat
sekali.
No comments:
Post a Comment